Ilmu dan Teknologi Pangan IPB

Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan – Institut Pertanian Bogor (IPB) didirikan pada tahun 1981. Departemen ITP sebelumnya adalah satu Program Studi di bawah Jurusan Teknologi Hasil Pertanian (THP), Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian (FATEMETA) yang berdiri sejak 3 Oktober 1964. Pada tahun 1981, nama FATEMETA diubah menjadi Fakultas Teknologi Pertanian (FATETA) dan Jurusan THP dikembangkan menjadi dua Departemen , yaitu Departemen Teknologi Pangan dan Gizi (TPG) dan Departemen Teknologi Pertanian (TIN). Berdasarkan Surat Keputusan Rektor No. 001/K13.6/PP/2005, Departemen Teknologi Pangan dan Gizi berubah nama menjadi Departemen Ilmu dan teknologi Pangan (ITP) dengan mandate mengembangkan keilmuan dan teknologi pangan yang meliputi kimia, mikro-biologi, rekayasa proses, analisis, mutu dan keamanan pangan.

Visi Departemen

Departemen ITP memiliki visi untuk menjadi institusi pendidikan tinggi di bidang ilmu dan teknologi pangan yang terkemuka yang bertaraf internasional serta menjadi penentu kecenderungan (trend setter) perkembangan ilmu dan teknologi pangan.

Misi Departemen

Dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Departemen ITP memiliki misi sebagai berikut :

  1. Melaksanakan pendidikan tinggi yang berkualitas secara efektif dan efisien untuk menghasilkan lulusan yang kompeten dan bersaing secara internasional.
  2. Melaksanakan penelitian yang mendukung proses pendidikan dan pengembangan ilmu dan teknologi pangan serta industri pangan nasional.
  3. Meningkatkan kualitas pendidikan untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada masyarakat.
Lapangan Kerja Jurusan Teknologi Pangan:
  • Pabrik pengolahan makanan
Bidang Minat :
  • Desain & model industry pangan
  • Pemasaran hasil industry pangan
  • Teknologi fermentasi
  • Teknologi pengemasan pangan
  • Teknologi pengolahan hasil perkebunan, hortilkultura, & perairan
  • Teknologi pengolahan susu
Kemampuan Penunjang :
  • Biologi
  • Kimia
Teknologi Pangan mempelajari tentang pengelolaan bahan pangan (daging, sayur-mayur, buah-buahan, biji-bijian) juga aspek-aspek mengenai kue, roti, susu, cokelat, kembang gula, pengawasan mutu, gizi, dan penanggulangan limbah.

Buah Mangrove : Sumber Pangan Alternatif

ift.or.id – Tanaman mangrove merupakan yang tumbuh di tempat pertemuan antara muara sungai dan air laut. Tumbuh subur pada daerah sungai dan muara sungai di sepanjang pesisir pantai berlumpur dengan salinitas rendah dan kering. Tanaman ini berfungsi sebagai pelindung daratan dari gelombang laut yang besar. Bagi manusia mangrove juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan yaitu bagian buahnya yang sering disebut buah mangrove.

Salah satu spesies mangrove yang sering dimanfaatkan untuk bahan makanan adalah buah mangrove jenis lindur (Bruquiera gymnorrhiza). Buah ini biasa disebut dengan buah Lindur (dalam bahasa Jawa). Ciri-cirinya adalah daunnya berwarna hijau pada lapisan atas dan hijau kekuningan pada bagian bawahnya. Dengan bercak-bercak hitam, letak berlawanan, bentuk daun ellip ujung meruncing. Buah melingkar spiral memanjang dengan panjang antara 13 – 30 cm.

Buah Lindur mengandung energi dan karbohidrat yang cukup tinggi, melebihi kandungan karbohidrat beras. Penelitian yang dilakukan oleh IPB bekerjasama dengan Badan Bimas Ketahanan Pangan Nusa Tenggara Timur menghasilkan kandungan energi buah mangrove ini adalah 371 kalori per 100 gram, lebih tinggi dari beras (360 kalori per 100 gram), dan jagung (307 kalori per 100 gram). Kandungan karbohidrat buah bakau sebesar 85.1 gram per 100 gram, lebih tinggi dari beras (78.9 gram per 100 gram) dan jagung (63.6 gram per 100 gram).

Buah Lindur banyak diolah menjadi kue, cake, dicampur dengan nasi atau dimakan langsung dengan bumbu kelapa. Namun karena terbatasnya waktu penyimpanan seperti buah-buahan hasil pertanian yang lainnya buah lindur ini akan menjadi cepat busuk. Penepungan merupakan salah satu solusi untuk mengawetkan buah lindur karena dengan penepungan dapat memutus rantai metabolisme buah lindur sehingga menjadi lebih awet karena kandungan airnya rendah dan lebih fleksibel diaplikasikan pada berbagai jenis olahan pangan.

Hasil analisis kimia buah lindur adalah kadar air 73.756%, kadar lemak 1.246%, protein 1.128%, karbohidrat 23.528% dan kadar abu sebesar 0.342%. Sedangkan kandungan anti gizinya HCN sebesar 6.8559 mg dan tannin sebesar 34.105 mg. Untuk mengatasi HCN dan tanin dapat dilakukan perebusan dan perendaman.

-Kontributor IFT: Siti Mutmainah-

Sumber:
Anonymous, 1990. Petunjuk Penganekaragaman Pangan Menuju Pola Pangan Masa Depan. Proyek pengembangan Diversifikasi Pangan dan Gizi. Jakarta.
Cahyono, N. A. 2010. Potensi Buah Mangrove sebagai Alternativ Sumber Pangan.http://perikananmukomuko.blogspot.com/
Fortuna, James de. 2005. Ditemukan Buah Bakau Sebagai Makanan Pokok.Http://www.Tempointeraktif.com. Diakses pada 02/03/2010.
Sadana. D. 2007. Buah Aibon di Biak Timur Mengandung Karbohidrat Tinggi. Situs Resmi Pemda Biak Num for news_.htm.
Sukaryanto, A. 2006. Pertahankan Hutan Mangrove di Laguna. Suara Merdeka, 18 Juli 2006.
Widowati, S., L. Sukarno, Suarni dan O. komalasari, 2003. Labu Kuning : Kegunaan dan Proses Pembuatan Tepung. Makalah pada seminar Nasional & Pertemuan Tahunan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia (PATPI) 22-23 Juli 2003 di Yogyakarta.
Serta beberapa website tentang buah lindur

Sumber foto :
http://kesematpedia.blogspot.com

Sumber :

http://www.ift.or.id/2012/03/buah-mangrove-sumber-pangan-alternatif.html